"Jadi sejak masih anakan (pedet) itu dibawa ke luar, dibesarkan di sana. Kemudian dibeli lagi ke sini. Karena intensitas pertemuan hewan-hewan yang tinggi di sana ya otomatis ketika balik ke sini terpapar," ucapnya.
Namun demikian, Supri mengatakan untuk satu hewan mengalami sakit brucellosis, yang menyebabkan keguguran, tidak mudah dan butuh waktu dengan paparan yang terus-menerus sampai terinfeksi.
Pun demikian, untuk mengurangi risiko paparan brucella, kata Supri, DKPP Jabar melaksanakan program rearing untuk pemeliharaan anak-anak sapi (pedet).
"Meski jumlahnya tidak banyak, paling tidak itu bisa mengurangi ketergantungan sapi-sapi perah dewasa dari daerah Jawa," katanya.