Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung Jawa Barat menargetkan pada tahun 2030 Kota Kembang bebas dari HIV/AIDS, dengan melakukan berbagai langkah.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan di Bandung Jumat, mengingatkan kepada para anak muda untuk menghindari seks bebas dan narkotika, mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan akibat virus tersebut.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, kita harus sama-sama berkomitmen dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dengan strategi stop -suluh, temukan, obati, dan pertahankan-,” kata Farhan.
Menurut Farhan, strategi tersebut mencakup berbagai aspek. Mulai dari edukasi kepada masyarakat, deteksi dini bagi yang berisiko, akses pengobatan yang mudah dan berkelanjutan, serta pendampingan kepada orang dengan HIV (Odhiv) agar tetap menjalani pengobatan secara konsisten.
“Tantangan terbesar dalam upaya ini bukan hanya dari sisi medis, tetapi juga dari stigma dan diskriminasi yang masih melekat di masyarakat,” katanya.
Ia mengatakan, dalam menghadapi tantangan tersebut, tidak mengandalkan aspek medis saja, tetapi juga dibutuhkan sebuah kesatuan antara fisik, mental, dan spiritual.
“Kita ingin menguatkan kembali bahwa penanggulangan HIV/AIDS harus dilakukan secara komprehensif, dengan menggabungkan pengobatan medis dan kekuatan spiritual,” kata dia.
Lebih lanjut, Farhan menyebutkan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, sejak tahun 1991 hingga Januari 2025, jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Banding secara kumulatif telah mencapai 9.784 orang.
Dari jumlah tersebut, hanya 6.370 Odhiv atau sekitar 65 persen yang patuh menjalani pengobatan.
“Ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan besar dalam memastikan setiap Odhiv mendapatkan akses pengobatan dan dukungan sosial yang memadai,” kata Farhan.
