Pandangan RM Margono Djojohadikusumo tentang koperasi dan ekonomi kerakyatan terdokumentasi dalam berbagai tulisan dan laporan yang disusunnya selama bertahun-tahun. Salah satu karyanya yang monumental adalah buku "Sepoeloeh Tahoen Penerangan tentang Koperasi oleh Pemerintah 1930-1940", yang merangkum sejarah dan perkembangan koperasi di Hindia Belanda serta kebijakan pemerintah terkait.
Tak heran, kiprahnya dalam membangun ekonomi berbasis kolektivitas membuatnya dihormati sebagai Bapak Koperasi sebuah gelar yang lahir dari pengakuan akademisi dan ekonom terkemuka. Pengakuan atas peran Margono sebagai Bapak Koperasi tidak datang begitu saja. Salah satu tokoh yang menegaskan hal ini adalah Dawam Rahardjo, seorang ekonom berpengaruh yang juga menjabat sebagai pimpinan LP3ES dan direktur majalah Prisma.
Dawam menegaskan hal tersebut dalam pengantar buku Kredit Rakyat di Masa Depresi, karya Soemitro Djojohadikusumo, yang diterbitkan LP3ES pada tahun 1989.
Selain itu, Ir. Teko Sumodiwirjo, seorang pejabat tinggi di bidang koperasi sejak era kolonial Belanda hingga pasca-kemerdekaan, juga memberikan kesaksian serupa. Menurutnya, Margono bukan hanya seorang pejabat yang memahami teori koperasi, tetapi juga seorang praktisi yang terjun langsung ke lapangan, berdialog dengan petani, dan mengembangkan berbagai model koperasi untuk membantu masyarakat desa.
Dalam konteks kepemimpinan Prabowo Subianto, gagasan ekonomi kerakyatan Margono dapat menjadi landasan dalam membangun kebijakan ekonomi yang berbasis pada kemandirian desa. Kebijakan yang pro-rakyat dan berbasis koperasi bisa menjadi solusi dalam menghadapi ketimpangan ekonomi di Indonesia, terutama di sektor pertanian dan UMKM.
Warisan pemikiran Margono tidak hanya relevan dalam konteks sejarah, tetapi juga dalam kebijakan ekonomi masa kini. Model ekonomi berbasis koperasi dan desa yang diperjuangkan Margono dapat menjadi strategi efektif dalam menciptakan kemandirian ekonomi nasional, serta mengurangi ketergantungan pada sistem kapitalisme global yang sering kali tidak berpihak pada rakyat kecil.
Dengan demikian, memahami pemikiran RM Margono Djojohadikusumo bukan hanya sekadar mengenang sejarah, tetapi juga sebagai inspirasi bagi generasi pemimpin saat ini untuk menerapkan ekonomi yang berbasis keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat.
Penulis
Ken Bimo Sultoni S.I.P., M.Si. CEO Sygma Research and Consulting, Mahasiswa Doktoral Universitas Diponegoro (*)
