Margono memiliki perhatian khusus terhadap nasib petani desa dan rakyat kecil, terutama karena maraknya eksploitasi oleh lintah darat dan rentenir yang merajalela di pedesaan. Dedikasinya untuk membangun ekonomi desa terlihat dari upayanya mengembangkan koperasi, bank desa, dan lumbung desa melalui AVB (Algemeene Volkskrediet Bank), yang kelak menjadi inspirasi dalam pendirian koperasi di Indonesia.
Sebagai instruktur koperasi Hindia Belanda pada akhir 1940-an, Margono menulis buku "Sepoeloeh Tahoen Penerangan tentang Koperasi oleh Pemerintah 1930-1940", yang mengulas sejarah koperasi di Hindia Belanda, kebijakan pemerintah, serta perkembangan koperasi hingga tahun 1940. Buku ini mencerminkan pemahamannya yang mendalam mengenai konsep dan teori koperasi modern.
Sebagai praktisi dan seseorang yang malang melintang di dunia kredit dan koperasi, Margono tidak hanya membuat kebijakan dari atas, tetapi juga turun langsung ke desa-desa, mengamati keadaan ekonomi petani, dan memberikan penyuluhan teknis. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu pelopor gerakan koperasi di Indonesia dan layak disebut sebagai "Bapak Koperasi".
Pemikiran Margono tentang pemberdayaan ekonomi desa relevan dengan potensi besar yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) saat ini. Dengan pengelolaan yang baik, BUMDes dapat menjadi pilar utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui usaha berbasis lokal seperti pertanian, perikanan, pariwisata, dan kerajinan tangan.
Namun, salah satu tantangan utama dalam pengembangan ekonomi desa adalah pengelolaan dana desa yang masih sering disalahgunakan atau kurang efektif. Untuk itu, penting adanya transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan dana desa, sebagaimana prinsip yang diajarkan Margono dalam konsep koperasi: ekonomi harus dikelola dari, oleh, dan untuk masyarakat dengan bantuan dari pemerintah.
Dengan pemanfaatan dana desa yang tepat, desa-desa di Indonesia dapat menjadi lebih mandiri secara ekonomi. Pemberdayaan petani, UMKM, serta program pelatihan keterampilan berbasis komunitas perlu menjadi prioritas agar masyarakat desa memiliki daya saing dan tidak hanya menjadi objek kebijakan, tetapi juga pelaku utama dalam pembangunan ekonomi mereka sendiri.
Warisan Pemikiran Margono dalam Pembangunan Ekonomi
