Antarajabar.com - Ketua Tim Penggerak Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan menuturkan tingkat konsumsi masyarakat meningkat sekitar 20-30 persen ketika bulan suci Ramadhan.
"Data dari Aprindo, saat bulan puasa ini ada peningkatan konsumsi masyarakat sekitar 20 hingga 30 persen dibandingkan dengan bulan-bulan biasa," kata Netty Heryawan saat memberikan sambutan pada Bazar Ramadhan 1437 Hijriah, di Halaman Gedung Sate Bandung, Rabu.
Dengan adanya peningkatan konsumsi tersebut, kata Netty, maka Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) melakukan fast moving terhadap kebutuhan pokok masyarakat. "Sehingga kita bisa melihat saat bulan puasa, ibu-ibu rajin menyetok makanan dan minuman di rumah, seperti sirup bisa berkarton-karton," kata dia.
Ia melihat ada tiga faktor penyebab mengapa bisa terjadi peningkatan signifikan konsumsi masyarakat saat bulan puasa pertama karena Bulan Suci Ramadhan itu berbasis soliditas, soliditas dan komoditas.
"Sehingga warga banyak yang mengundang orang untuk berbuka puasa bersama, mengundang anak yatim piatu atau bahkan mengundang masyarakat untuk sahur bersama. Saat buka puasa bersama, biasanya disajikan berbagai macam makanan dan minuman," kata Netty.
Faktor kedua, lanjut dia, ialah karena daya tarik lebaran saat Bulan Suci Ramadhan sehingga warga sudah mempersiapkan segala kebutuhan untuk menyambut Idul Fitri walaupun bulan puasa belum selesai.
"Faktor ketiga adalah Bulan Suci Ramadhan ini adalah bulan spirit bagi umat muslim untuk saling berbagi dan membangun kepedulian," kata dia.
Oleh karena itu, Netty menyampaikan terima kasih kepada Dharma Wanita Jawa Barat yang sudah menyelenggarakan Bazar Ramadhan 1437 Hijriah di Halaman Gedung Sate Bandung.
Dalam Bazar Ramadhan tsebut dijual berbagai kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang jauh lebih murah seperti gula pasir dijual Rp11.700 per kilogram, kemudian daging sapi, busana muslim dan paket sembako murah dari Aprindo Jawa Barat.