Kabid Pembangunan dan Pemeliharaan Dinas PSDAP Cianjur, Wiguno Prihantono, di Cianjur, Jumat, mengatakan, dari 161 irigasi untuk pengairan pertanian di Cianjur, yang layak pakai hanya 46 persen atau sekitar 72 irigasi.
"Tapi kami akan prioritaskan dulu daerah irigasi yang banyak areal pesawahannya. Seperti di Wilayah I, Cugenang, Mande, Cianjur dan Karangtengah. Namun kami akan melakukan perbaikan hampir menyeluruh di wilayah Cianjur, tahun ini," katanya.
Sebanyak 120 irigasi primer untuk pengairan areal pesawahan akan segera diperbaiki tahun ini dengan menelan anggaran senilai Rp50 miliar.
Meskipun masih dalam proses perencanaan, ungkap dia, perbaikan irigasi yang menelan anggaran senilai Rp 50 miliar itu dipastikan rampung akhir tahun ini. Anggaran tersebut berasal dari dana alokasi khusus (DAK), Banprop dan DAU.
"Kalau pembangunan fisiknya pasti rampung tahun ini, tapi untuk perbaikan jaringan irigasinya pasti belum selesai," katanya.
Dia berharap, dengan adanya perbaikan sejumlah irigasi untuk pengairan pesawahan dapat membantu meningkatkan debit air karena kebutuhan air khusus untuk areal pesawahan butuh 1 liter perdetik perhektar. "Saat ini kondisinya sudah kurang dari satu liter per detik, akibat faktor pembangunan pemukiman penduduk, industri, hotel dan vila," katanya.
Bahkan, tutur dia, jika musim kemarau tiba stok air sampai tidak ada sehingga mengakibatkan kekeringan, terutama di wilayah Kecamatan
Sukaluyu, sehingga perlu dilakukan konservasi oleh pihak kehutanan, agar cadangan air melimpah.
"Konservasi bukan tugas dan fungsi PSDAP, kami hanya mengelola pengairan yang sudah ada. Tapi kami sudah berkoordinasi dengan kehutanan, BPDAS Citarum dan BMKG," katanya.