Antarajabar.com - Petambak yang ada di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, memilih budidaya udang vaname karena peluang hidup tinggi juga harganya mahal.
Pengusaha yang juga merupakan petambak udang Tarmadi, di Cirebon, Sabtu, menuturkan budidaya udang jenis vaname memiliki resiko kegagalan lebih kecil dibandingkan jenis udang lainnya, untuk itu para petambak udang lebih memilih membudidaya jenis itu.
"Udang jenis vaname lebih menguntungkan dan resiko untuk kematiaanya juga rendah," katanya.
Menurutnya udang vaname kalau dibandingkan dengan udang windu, tingkat resiko kegagalan budidaya udang vaname lebih kecil dan udang windu harus memiliki tambak yang besar sehingga membutuhkan modal tidak sedikit.
Tarmadi menjelaskan, udang windu hidup di dasar tambak, sehingga membutuhkan tambak yang luas, namun jumlah udangnya sedikit.
Jika memaksakan jumlah udang lebih banyak, maka perkembangan udang windu tidak maksimal bahkan bisa mengakibatkan kematian.
Kalau udang vaname bukan hanya hidup di dasar tambak, tapi juga bisa bertumpuk tengah tambak.
Sehingga jumlah udang dalam satu tambak bisa lebih banyak dan udang vaname juga sedang banyak dicari di Eropa.
"Untuk udang windu itu hidupnya di dasar semua, maka membutuhkan tambak luas dan jumlah udangnya sedikit," jelasnya.
Ia menambahkan untuk penjualannya sendiri ia kirim ke pengekspor, karena jenis ini paling laku di pasar manca negara dan harganya mahal per kilogram mencapai Rp80 ribu.