Antarajabar.com - PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten (Bank BJB) menargetkan penyaluran kredit mikro untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mencapai Rp6,4 triliun.
"Penyaluran kredit untuk sektor UMKM Jabar menjadi salah satu penekanan pada tahun 2016 ini, kami targetkan bisa menembus Rp6,4 triliun," kata Direktur Utama Bank BJB Achmad Irfan di Bandung, Sabtu.
Menurut Irfan, keberadaan sektor usaha mirko, kecil, dan menengah (UMKM) punya peran penting dan strategis dalam menunjang laju pertumbuhan ekonomi.
Pihaknya mendukung program pencetakan 100 ribu usaha baru di Jawa Barat yang digulirkan oleh pemerintah Provinsi Jabar. Salah satunya melalui akses pembiayaan salah satunya melalui skema Kredit Cinta Rakyat (KCR) Bank BJB.
"Selain memfasilitasi pembiayaan, kami memiliki unit khusus pendampingan kepada pelaku UMKM dan menjadi mitra usaha. Sehingga pada saatnya pelaku usaha itu menjadi bankable dan memiliki manajemen usaha yang baik," kata Achmad Irfan.
Lebih lanjut ia menyebutkan, peningkatan daya saing UMKM juga menjadi salah satu perhatian sektor perbankan. Melalui kemampuan manajerial dan pengelolaan sistem keuanganya yang baik, maka akan mendorong menjadi pelaku usaha yang berdaya saing.
Sementara itu penyaluran kredit mikro yang telah dilakukan oleh Bank BJB per April 2016 telah menyalurkan kredit mikro sekitar Rp4 triliun. Salah satunya melalui skema KCR yang berbupa paling rendah dibanding kredit sejenisnya yakni 9,3 persen.
Kredit Cinta Rakyat merupakan kredit UMKM pertama dengan skema sumber pembaiyaan dari APBD daerah dalam hal ini APBD Jabar yang di serahkan pengelolaannya melalui Bank BJB yang merupakan bank pembangunan daerah Jabar dan Banten.
"Guliran dana Kredit Cinta Rakyat (KCR) sejauh ini, nilainya sejumlah Rp460 miliar," kata Ahmad Irfan.
Sementara itu untuk memperluas jangkauan kepada pelaku UMKM di daerah, Bank BJB melakukan penyalurna chaneling yang dilakukan oleh Bank perkreditan Rakyat (BPR) afiliasi bank itu yang juga merupakan milik Provinsi Jabar.
"Sistem chaneling pembiayaan dilakukan untuk menembus peloksok. BPR memiliki nasabah tradisionalnya di daerah, sehinga kami fasilitasi dan perkuat melalui program chaneling," katanya.
Selain itu pihaknya juga mendorong budaya transaksi non tunai kepada para pelaku usaha salah satunya melalui literasi Laku Pandai yang digulirkan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).