Heru menjelaskan bahwa para prajurit tersebut memiliki pengalaman militer yang lebih dulu, sehingga ditempatkan di garis depan dalam medan pertempuran.
Heru mengatakan bahwa sang ayah berjuang bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) melawan pasukan Belanda selama perang kemerdekaan.
Ia mengatakan bahwa saat itu ada banyak dari tentara Jepang yang memilih menetap di Indonesia dengan berbagai alasan. Sebagian menikah dengan warga lokal, sementara yang lain menolak kembali ke Jepang, karena tidak ingin tunduk pada Belanda.
Dari total 903 prajurit yang terlibat dalam perang, kata Heru, 235 orang dianugerahi Bintang Gerilya atas jasa mereka di medan tempur dan dimakamkan di TMP Kalibata.
“Setelah perang berakhir, mereka yang selamat memulai hidup baru di Indonesia. Sebagian bekerja sebagai juru bahasa, membuka usaha, hingga mendirikan bengkel,” katanya.
Bagi Heru, agenda Tabur bunga yang dilakukan oleh Perdana Menteri Jepang di sela kunjungan resmi di Indonesia pada 10-11 Januari 2025, menjadi simbol penghormatan atas jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PM Ishiba tabur bunga di makam prajurit Jepang pejuang Kemerdekaan RI