Cianjur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mendata sekitar 888 orang warga pada sembilan kecamatan di Cianjur mengungsi, karena bencana alam seperti banjir, longsor, dan pergerakan tanah, yang terus meluas sejak dua hari terakhir.
Kepala Pelaksana BPBD Cianjur Asep Kusmana Wijaya di Cianjur, Minggu, mengatakan jumlah kecamatan terdampak bencana alam juga bertambah menjadi 18 kecamatan sebagian besar di wilayah selatan Cianjur, sehingga pihaknya terus memperbarui data.
"Sekitar 2.760 jiwa terdampak bencana di 18 kecamatan, ratusan orang mengungsi, tiga orang meninggal dunia, dan satu orang luka-luka. Data akan terus diperbarui setiap hari, termasuk berbagai pelayanan bagi warga terus ditingkatkan," katanya.
Belasan kecamatan terdampak bencana banjir, longsor, dan pergerakan tanah adalah Agrabinta, Campaka, Campakamulya, Cibeber, Cibinong, Cijati, Kadupandak, Leles, Naringgul, Pasirkuda, Sindangbarang, Sukanagara, Takokak, Tanggeung, Cilaku, Pagelaran, Cikalongkulon, dan Cikadu.
Sedangkan ratusan warga yang mengungsi terpusat seperti di aula desa, tenda pengungsian, dan madrasah di sejumlah titik di Kecamatan Pagelaran, Tanggeung, Pasirkuda, Cibinong, Agrabinta, Leles, Takokak, Kadupandak, dan Sindangbarang.
Kemudian ada seribuan lebih warga memilih mengungsi ke rumah saudara yang dinilai aman dari bencana alam yang status Tangap Darurat Bencana (TDB) diperpanjang selama dua pekan.
Kerugian materi akibat bencana alam yang terjadi menyebabkan 439 rumah rusak, 357 rumah terancam, dan 484 rumah terendam banjir, sedangkan fasilitas umum yang rusak seperti dua kantor desa, lima masjid, 48 sekolah sekitar.