Kenny menilai penurunan prevalensi angka stunting ini harus dilakukan berbagai upaya, salah satunya melalui intervensi gizi sensitif.
“Karena masalah stunting ini tidak melulu soal asupan gizi, tapi juga aspek pola asuh, aspek Infrastruktur, lingkungan, kemudian juga perilaku bersih dan sehat,” kata dia.
Adapun prevalensi angka stunting di Kota Bandung terus mengalami penurunan. Pada 2020 angka stunting di Kota Bandung berada pada 28,12 persen. Selanjutnya pada 2021 angka stunting di Kota Bandung berada pada angka 26,4 persen. Sedangkan pada 2022 angka stunting Kota Bandung mencapai 19,4 persen.
Baca juga: Tekan stunting, Pemkot Bandung perkuat edukasi calon pengantin