Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa berpotensi bergerak rebound (berbalik menguat) di tengah 'wait and see' data inflasi Indonesia periode Oktober 2024.
IHSG dibuka melemah 4,56 poin atau 0,06 persen ke posisi 7.630,06. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 2,54 poin atau 0,27 persen ke posisi 932,30.
"IHSG berpotensi rebound terbatas hari ini setelah koreksi 2 persen dalam tiga hari terakhir," ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Selasa.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik akan melaporkan data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Oktober 2024 pada Jumat (01/11) pekan ini.
Dari Asia, Partai Demokratik Liberal yang berkuasa di Jepang kehilangan mayoritas kursi di majelis rendah parlemen menyusul hasil Pemilu pada pekan lalu.
Partai oposisi seperti Partai Demokrat Konstitusional dan Partai Demokratik untuk Rakyat berhasil meraih kenaikan signifikan pada pemilu ini.
Selain itu, China akan merilis Purchasing Managers' Index (PMI) Manufacturing periode Oktober 2024 pada Kamis (31/10). Diperkirakan PMI Manufaktur China akan meningkat dari 49,8 menjadi 50,1 atau dari level kontraksi menjadi ekspansif.
Sementara itu, bursa saham Amerika Setikat (AS) Wall Street ditutup menguat pada Senin (28/10), menjelang rilis laporan keuangan dari perusahaan megacap dan persiapan akhir menuju Pemilu Presiden AS pada Selasa (05/11).
Sentimen pasar meningkat setelah pasokan energi tidak terganggu oleh perkembangan di Timur Tengah selama akhir pekan. Israel menanggapi serangan rudal Iran bulan ini dengan menargetkan pabrik rudal dan situs-situs lain di sekitar Teheran, tanpa menyasar kilang minyak atau target nuklir.
Indeks S&P 500 ditutup naik 0,27 persen ke 5.823,52, indeks Nasdaq Composite bertambah 0,26 persen ke 18.567,19 dan Dow Jones Industrial Average meningkat 0,65 persen ke 42.387,57.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG berpotensi rebound di tengah 'wait and see' data inflasi domestik
IHSG dibuka melemah 4,56 poin atau 0,06 persen ke posisi 7.630,06. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 2,54 poin atau 0,27 persen ke posisi 932,30.
"IHSG berpotensi rebound terbatas hari ini setelah koreksi 2 persen dalam tiga hari terakhir," ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Selasa.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik akan melaporkan data inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) periode Oktober 2024 pada Jumat (01/11) pekan ini.
Dari Asia, Partai Demokratik Liberal yang berkuasa di Jepang kehilangan mayoritas kursi di majelis rendah parlemen menyusul hasil Pemilu pada pekan lalu.
Partai oposisi seperti Partai Demokrat Konstitusional dan Partai Demokratik untuk Rakyat berhasil meraih kenaikan signifikan pada pemilu ini.
Selain itu, China akan merilis Purchasing Managers' Index (PMI) Manufacturing periode Oktober 2024 pada Kamis (31/10). Diperkirakan PMI Manufaktur China akan meningkat dari 49,8 menjadi 50,1 atau dari level kontraksi menjadi ekspansif.
Sementara itu, bursa saham Amerika Setikat (AS) Wall Street ditutup menguat pada Senin (28/10), menjelang rilis laporan keuangan dari perusahaan megacap dan persiapan akhir menuju Pemilu Presiden AS pada Selasa (05/11).
Sentimen pasar meningkat setelah pasokan energi tidak terganggu oleh perkembangan di Timur Tengah selama akhir pekan. Israel menanggapi serangan rudal Iran bulan ini dengan menargetkan pabrik rudal dan situs-situs lain di sekitar Teheran, tanpa menyasar kilang minyak atau target nuklir.
Indeks S&P 500 ditutup naik 0,27 persen ke 5.823,52, indeks Nasdaq Composite bertambah 0,26 persen ke 18.567,19 dan Dow Jones Industrial Average meningkat 0,65 persen ke 42.387,57.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG berpotensi rebound di tengah 'wait and see' data inflasi domestik