Antarajabar.com - Anggota jemaah Jawa Barat (Jabar) dari Kelompok Terbang (Kloter) 61 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) Farida Kartobi Arbai telah kembali ke pemondokannya setelah sekitar empat hari tidak diketahui keberadaanya sejak peristiwa Mina, Kamis (24/9).
"Dengan demikian jumlah jemaah yang dilaporkan belum kembali berkurang dari sebelumnya 90 orang menjadi 89 orang," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Arsyad Hidayat di Mekkah, Arab Saudi, Selasa.
Namun, ia belum mendapat informasi lebih lanjut kemana Farida pergi selama dilaporkan hilang.
Jemaah yang masih dilaporkan belum kembali ke pemondokan tersebut terdiri dari 45 orang dari Kloter JKS 61 (Jakarta-Bekasi), 12 orang dari Kloter SUB 48 (Surabaya), 11 orang dari Kloter BTH 14 (Batam), enam orang dari Kloter SOC 62 (Solo), lima orang dari Kloter UPG 10 (Makasar) dan empat orang dari Kloter SUB 28 (Surabaya).
Selain itu masing-masing satu orang dari Kloter BPN 05 (Balikpapan), JKG 33 (Jakarta-Pondok Gede), LOP 09 (Lombok), dan SUB 34 (Surabaya), serta dua orang dari Kloter JKS 21 (Jakarta-Bekasi).
Arsyad juga menyebutkan sampai pukul 14.00 Waktu Arab Saudi (WAS) jumlah jemaah yang menjadi korban meninggal pada peristiwa Mina masih belum bertambah yaitu 46 orang yang terdiri dari 42 jemaah Indonesia dan empat WNI yang telah bermukim di Arab Saudi.
Sementara jumlah jemaah yang dirawat di rumah-rumah sakit milik pemerintah Arab Saudi berkurang, dari sebelumnya tujuh orang menjadi lima orang.
"Dua jemaah telah pulang ke pemondokan, sehingga saat ini tersisa lima jemaah yang masih dirawat di rumah sakit," kata Arsyad.
Dua jemaah yang telah kembali ke pemondokan pasca-perawatan di rumah sakit yaitu Ending Rukanda Juhani dan Ubad Komaruddin Abdul Jalil. Keduanya berasal dari Kloter JKS 61.
Sementara untuk jemaah yang masih belum kembali ke pemondokan pasca-peristiwa Mina, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Djamil mengatakan pihaknya bekerja 24 jam untuk menelusuri keberadaan mereka baik di rumah sakit maupun di pemulasaran mayat di Al Muashim.
"Kami menambah 12 orang untuk menelusuri dan mengidentifikasi para korban di Al Muashim dan rumah-rumah sakit," katanya. Selain itu, pihaknya juga melibatkan ahli forensik untuk melakukan pemeriksaan balik (crosscheck) sidik jari jenazah yang ada di Al Muashim dengan data jemaah di Sistem Komputerisasi dan Informasi Haji (Siskohat).
COPYRIGHT © ANTARA 2015