Di saat lini depan tumpul, Shin juga tak berani melakukan perubahan untuk mengambil risiko, untuk setidaknya menarik keluar Rafael Struick atau Ragnar Oratmangoen yang menurut Sofascore mendapatkan rating 6,7 dan 6,4 selama 90 menit penuh.
Di bangku cadangan, ada Dimas Drajad yang bertipe striker murni yang gemar berkeliaran di kotak penalti lawan. Dimas adalah jenis striker yang berbeda dari Struick dan Ragnar, yang gemar membuka ruang, menjemput bola, dan menyisir di sisi sayap.
Saat umpan-umpan silang mulai dicoba pasukan Garuda pada babak kedua untuk menembus low block pertahanan tim Naga, Dimas bisa menjadi jawaban daripada terus mengandalkan Struick dan Ragnar yang bukan merupakan striker jenis target man.
Kritik tak wajar
Kekalahan melawan China seketika menjadi panggung menarik para "pelatih dadakan" di media sosial menghakimi timnas Indonesia.
Shin Tae-yong menjadi korban ganasnya kritik pedas sebagian netizen Indonesia dalam bentuk tagar "Shin Tae-yong out" yang menggema dalam platform X
Mereka menilai pelatih Asia Timur itu tak becus menangani legiun Eropa dalam timnas Indonesia. Bahwa dengan pemain-pemain yang merumput di Eropa, sebagian netizen itu menilai Garuda harus dilatih oleh pelatih level Eropa juga.
Sorotan sebelas starter yang dipasang Shin, yang mencadangkan Thom Haye dan Rizky Ridho, menjadi sasaran utama sebagian netizen itu. Namun, mereka lupa melatih tim nasional itu tak mudah.
Hansi Flick sangat sukses bersama Bayern Muenchen dengan tujuh trofi, tapi gagal total ketika melatih timnas Jerman yang banyak diisi pemain-pemainnya di The Bavarian.