“Bioner-S berfokus pada efisiensi energi, hemat biaya dan waktu, serta mampu menghasilkan hingga lima puluh ton biomassa per hektar. Harapannya, teknologi AI ini dapat mempercepat pekerjaan petani dan mengurangi penumpukan limbah biomassa di area pertanian”.
Inovasi lainnya dikembangkan oleh tim dari BINUS University yang terdiri dari Aretha Natalova Wahyudi, Axel Nino Nakata, Jehoiada Wong, dan Jessica Lynn Wibowo. Mereka menjadi juara pertama untuk kategori Universitas (D3, D4, dan S1).
Inovasi mereka terinspirasi dari kesehatan dan keselamatan pengemudi dan penumpang kendaraan roda empat akibat jam kerja yang panjang dan risiko mengantuk yang berpotensi membahayakan. Faktanya, 80 persen angka kecelakaan disebabkan oleh kelalaian manusia dan kelelahan.
Dari persoalan ini lahirlah ide merancang Daely, sebuah sistem pendeteksi kantuk berbasis AI dan IoT untuk pengemudi.
Di bawah bimbingan dosen Ivan Sebastian Edbert, mereka merancang Daely yang secara pintar akan memantau tingkat kewaspadaan pengemudi saat menjalankan tugasnya dan memperingatkan mereka jika level kantuknya sudah terlalu berisiko dan berpotensi kecelakaan.
Front End Developer Daely Aretha Natalova Wahyudi menyebutkan bahwa Daely hadir dengan tiga fitur utama untuk menyelesaikan masalah yang ada.
“Daely dilengkapi dengan fitur monitoring yang memantau kondisi driver, mekanisme bertahap yang dapat diaktifkan sesuai kebutuhan, dan dashboard berbasis web yang memungkinkan pengguna untuk memantau pola dan aktivitas secara real-time. Solusi ini sederhana namun sangat efektif dalam menghadapi berbagai tantangan,” ucapnya.
Kedua jawara tersebut masing-masing mendapatkan hadiah berupa produk Samsung senilai Rp55 juta, serta sertifikat resmi dari Samsung Electronics Indonesia dan lembaga internasional.
Menengok inovasi canggih dari para juara Samsung Innovation Campus
Senin, 7 Oktober 2024 11:24 WIB