Jakarta (ANTARA) - Konferensi internasional Tunnel 2024, yang digelar di Bandung, Jawa Barat (Jabar), pada 2-4 Oktober 2024, dihadiri lebih dari 400 peserta dari berbagai negara.
"Kami bersyukur konferensi internasional Tunnel 2024 berjalan lancar dan sukses, lebih dari 400 orang hadir dalam acara ini. Berbagai stakeholder baik dari dalam negeri maupun mancanegara hadir dalam konferensi. Mungkin satu informasi penting bahwa industri tunnel menjadi salah satu bidang yang prospektif di Indonesia, sehingga banyak peserta yang datang dalam konferensi internasional Tunnel 2024 ini," ujar Paulus Pramono Rahardjo, Chairman of Tunnel 2024, dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Konferensi, yang digelar International Tunneling and Underground Space Association (ITA-AITES) dan Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) tersebut, juga didukung Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI), Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI), Himpunan Pengembang Jalan Indonesia (HPJI), Masyarakat Geologi Teknik Indonesia (MGTI), Indonesian Rock Mechanics Society (IRMS), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Paulus, yang juga menjadi Guru Besar Geoteknik Unpar, menyampaikan bahwa teknik terowongan atau tunnel diperlukan dalam berbagai aspek infrastruktur sipil termasuk sektor pertambangan.
Teknologi terowongan, kata dia, juga terus berkembang dan terus didiskusikan dalam berbagai forum seperti simposium dan konferensi.
Saat membuka konferensi bertemakan "Tunnelling and Underground Space for Sustainable Development" itu, Paulus mengatakan konstruksi yang ramah terhadap lingkungan membahas tentang pengendalian pergerakan tanah, langkah-langkah mitigasi, dan manajemen risiko.
Pengendalian atau mitigasi tersebut harus berkelanjutan. Selain itu, kinerja penggalian dan terowongan yang dalam, langkah-langkah mitigasi dan manajemen risiko sering kali bergantung pada lokasi dan bervariasi dari satu negara dengan negara lain.
"Tujuan dari konferensi ini untuk sharing knowledge dan pengalaman dari analisis, desain, konstruksi, dan pemeliharaan geo-engineering dan aspek lain terowongan di antara para engineers dan akademisi khususnya di negara-negara Asia," katanya pula.
Konferensi yang juga berkolaborasi dengan Universiti Teknologi Malaysia tersebut dihadiri para pembicara kunci dan para ahli/pakar di bidangnya, akademisi, para engineers, penyedia jasa baik supplier material, konsultan perencanaan, maupun kontraktor yang selama ini telah berpengalaman dalam konstruksi terowongan, dan para peserta lainnya dari berbagai negara.
Co-Chairman of Tunnel 2024 Ramli Nazir mengatakan Tunnel 2024 memperkuat semangat kolaborasi dan mengombinasikan pengetahuan institusi.
"Dengan kerja sama ini, kami berharap konferensi ini mampu mengatasi isu penting, menemukan wilayah yang belum terpetakan, dan mengembangkan solusi signifikan yang akan memperbaiki baik masyarakat lokal maupun internasional," ujarnya pula.
President of ITA-AITES Arnold Dix meyakini konferensi Tunnel 2024 akan menjadi penanda awal era baru kolaborasi ketika para ahli dari seluruh dunia bersama-sama memanfaatkan potensi ruang bawah tanah, tidak hanya memajukan sektor teknik, tetapi untuk kebaikan seluruh komunitas di planet Bumi ini.
"Potensi untuk terowongan di Indonesia seluas imajinasi kolektif kita bersama. Hari ini kita fokus pada optimalisasi aktivitas perekonomian antara kota seperti Jakarta dan Bandung. Akan tetapi, mungkin pada waktunya pulau-pulau di Indonesia akan terkoneksi melalui terowongan," katanya dalam sambutannya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Konferensi Tunnel 2024 di Bandung dihadiri 400 peserta berbagai negara