Jakarta (ANTARA) -
Negara-negara di kawasan Asia Tenggara juga ambruk. PMI manufaktur Vietnam misalnya, anjlok dari 52 ke 47. Tak hanya Vietnam, beberapa negara di Eropa juga mengalami keadaan yang serupa, meski tak separah Vietnam.
Masih lesunya sektor manufaktur RI disebabkan kondisi makro ekonomi global yang sedang lesu pada September, sehingga perusahaan tentunya menanggapi dengan mengurangi aktivitas pembelian dan memilih menggunakan inventaris guna menjaga biaya serta efisiensi pengoperasian dengan sangat ketat.
Dalam laporan S&P Global disebutkan bahwa pengoperasian di perekonomian sektor manufaktur Indonesia masih pada laju penurunan pada September yang menggambarkan penurunan lebih lanjut pada output dan permintaan baru. Inventaris gudang pun terlihat sedikit naik, sementara perusahaan mengurangi aktivitas pembelian menanggapi permintaan pasar yang turun.
Di sisi eksternal, kekhawatiran konflik di Timur Tengah dapat berubah menjadi perang yang lebih luas, setelah Iran menembakkan rudal balistik ke Israel. Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel pada Selasa, kata Israel, sebagai balasan atas kampanye Israel terhadap sekutu Hizbullah Teheran di Lebanon.
Presiden AS Joe Biden menyatakan dukungan penuh AS untuk Israel, sekutu lamanya, dan Dewan Keamanan PBB menjadwalkan pertemuan di Timur Tengah pada hari Rabu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kus rupiah melemah di tengah kontraksi PMI manufaktur Indonesia