Ke depan, melalui program prioritas energi nasional yaitu implementasi program biodiesel B50 dan Bioetanol E10, diharapkan penggunaan bahan bakar nabati (biofuel) terus mengalami peningkatan secara nasional, sehingga dapat menekan impor minyak mentah dan bahan bakar minyak (BBM).
“Kita soft launching hari ini, B50 ini sangat penting, sangat strategis. Ini bisa dijadikan politik ekonomi untuk dunia. Saya ulangi, ini kekuatan kita. Yang menjadi krisis dunia sekarang adalah pangan dan energi. Itu solusinya ada di Indonesia," ujar Mentan.
Mentan menceritakan bahwa pemerintah telah memulai inisiasi pemanfaatan minyak sawit pada program biodiesel sejak tahun 2019 dimana terdapat prototipe pengembangan biodiesel yang terbuat dari 100 persen minyak kelapa sawit (B100).
Mentan yakin prototipe dan uji-uji biodiesel serupa telah banyak dijalankan oleh kementerian/lembaga teknis dan Industri biodiesel walaupun masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sendiri.
Ia mengaku bahwa saat ini pihaknya ditugaskan untuk mengawal kesiapan pemerintah untuk program implementasi biodiesel B50 tersebut. Tidak hanya dari sisi supply pada kesiapan bahan baku CPO tetapi lebih luas lagi.
Amran menuturkan bahwa pada prosesnya pihaknya menyiapkan dan mengidentifikasi secara cermat bersama dengan Kementerian ESDM dan kementerian/lembaga terkait melaksanakan kajian teknis, ekonomi, fiskal, sarana prasarana, transisi B50.