Kota Gaza (ANTARA) - Seorang bayi Palestina berhasil diselamatkan dari reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan udara Israel di Jabalia, Jalur Gaza bagian utara.
Rumah itu rata dengan tanah akibat serangan pada Minggu malam dan sejumlah orang terjebak di bawah reruntuhan.
Warga yang berkumpul di sekitar lokasi bersorak ketika tim penyelamat mengeluarkan bayi tersebut.
Israel terus melancarkan serangan maut ke Jalur Gaza sejak kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Sejak itu, hampir 40.000 warga Palestina telah tewas, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 92.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Lebih dari 10 bulan berlalu, Jalur Gaza hancur oleh gelombang serangan Israel. Blokade pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan menambah penderitaan warga di wilayah kantong Palestina itu.
Sementara itu, seorang menteri Belgia pada Senin mengecam pernyataan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir tentang warga sipil Palestina dan menyebutnya sebagai "kejahatan perang."
“Memutus bantuan kemanusiaan kepada warga sipil - anak-anak! - adalah kejahatan perang,” tulis Caroline Gennez, Menteri Kerja Sama Pembangunan Belgia, di X.
Dia juga mengecam pemerintah Israel karena merusak upaya mencapai "solusi damai" dan "mengancam" keselamatan.
Pada Minggu, Ben-Gvir mengatakan bahwa setiap kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, adalah "kesalahan besar."
"Jika kita menutup pasokan bahan bakar mereka, dalam sepekan mereka akan bertekuk lutut," kata dia. "Dan jika kita menghentikan truk-truk bantuan, dalam dua pekan mereka akan bertekuk lutut."
"Jadi mengapa kita harus membuat kesepakatan, terutama kesepakatan yang sangat tidak bertanggung jawab seperti ini?"
Selama berbulan-bulan, Mesir, Qatar, dan AS telah memimpin negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas, tetapi tidak ada kesepakatan yang dicapai.
Hal itu disebabkan oleh sikap Israel yang menolak untuk memenuhi tuntutan Hamas agar perang diakhiri, pasukan Israel ditarik dari Gaza, dan pengungsi Palestina diizinkan kembali ke Gaza utara.
Israel terus melancarkan serangan maut ke Jalur Gaza sejak kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Sejak itu, hampir 40.000 warga Palestina telah tewas, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 92.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Sumber: Anadolu-OANA
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bayi diselamatkan dari reruntuhan di Gaza usai serangan udara Israel