Antarjawabarat.com, 31/3 - Klemi Subiyantoro ditetapkan menjadi Komisaris Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jabar Banten Tbk (Bank BJB) menggantikan Taufikurahman Rukki yang mengemban tugas pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Penetapan Klemi Subiyantoro menjadi Komisaris Utama Bank BJB itu dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Bank BJB tahun buku 2014 di Bandung, Selasa.
"Hasil RUPST menetapkan jajaran Komisaris Utama dijabat Pak Klemi Subiyantoro, RUPST ini juga menyetujui pembagian deviden per share sebesar Rp71,6 per lembar saham," kata Direktur Utama Bank BJB Achmad Irfan seusai RUPST Bank BJB itu.
Nama baru muncul dalam jajaran Komisaris Bank BJB yakni Muhadi yang masuk menggantikan Wawan Ridwan (Alm), Sekda Provinsi Jabar yang meninggal dunia beberapa pekan lalu. Sedangkan Klemi Subiantoro sebelumnya adalah komisaris independen.
Selain itu, RUPST itu juga memberhentikan Zainul Arifin dari jabatan Direksi Kepatuhan dan Manajemen Risiko karena telah habis masa jabatannya. Bank BJB telah mengajukan dua nama ke Otoritas Jasa Keuangan untuk fit and proper test untuk mengisi kekosongan jabatan itu.
"Sementara posisi Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko dijalankan oleh Dirut, sambil menunggu dua nama yang diajukan ke OJK," kata Achmad Irfan.
Sementara itu, Bank BJB membagikan devident sebesar 63 persen dari laba yakni senilai Rp694,254 miliar atau per share sebesar Rp71,6. Sedangkan sebesar Rp409,29 miliar (37 persen) masuk menjadi cadangan sehingga CAR bank pembangunan daerah itu Rp15,36 persen.
"Total deviden yang dibagikan senilai Rp694,254 miliar dengan masing-masing deviden Rp71,6 per lembar saham," katanya.
Pada kesempata itu juga dilakukan laporan penggunaan dana bagi hasil penawaran umum peraya saham perseroan tahun 2014, kemudian perubahan dana peraturan dana pensiun dan perubahan pasal anggaran dasar perseroan dalam rangka penyesuaian dengan peraturan OJK.
Menurut Ahmad Irfan, dana hasil penawaran umum saham tahun 2014 digunakan untuk ekspansi usaha senilai Rp1,143 triliun, perluasan jaringan Rp142,94 miliar dan pembangunan IT Rp142,94 miliar.
"Khusus untuk penguatan jaringan IT baru dipergunakan senilai Rp91,25 miliar, sehingga untuk sektor itu masih tersisa Rp51,684 miliar," katanya.
Ia menyebutkan, per Desember 2014, total aset mencapai Rp75,8 triliun atau meningkat 6,9 persen (yoy). Dana pihak ketiga mencatat total dana Rp57,7 triliun atau meningkat 15,5 persen.
"Kredit tumbuh 9,5 persen sehingga total kredit mencapai Rp49,6 triliun," kata Achmad Irfan menambahkan.***3***