Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya menyebutkan inflasi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, saat ini tercatat sebesar 1,43 persen atau sudah lebih rendah dari rata-rata inflasi di tingkat provinsi dan nasional.
“Inflasi di Kabupaten Cirebon pada Juni 2024 angkanya 1,43 persen, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi di Jawa Barat yang mencapai 2,31 persen dan nasional 2,51 persen,” kata Wahyu di Cirebon, Selasa.
Ia menjelaskan angka inflasi tersebut merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), yang menunjukkan kalau sebagian besar harga komoditas penyumbang inflasi tetap stabil. Meskipun ada sedikit kenaikan, tetapi nilainya masih sesuai dengan daya beli masyarakat.
Wahyu menjelaskan ada beberapa komoditas yang menjadi penyumbang inflasi di Kabupaten Cirebon, contohnya adalah cabai rawit dan daging ayam.
Dia menyebutkan dua komoditas ini mengalami sedikit kenaikan harga dengan selisih Rp2.500 untuk cabai rawit, serta daging ayam Rp1.750.
“Tapi dari hasil pemantauan kita dua komoditas ini untuk pertengahan Juli ini mulai kembali normal. Ada kenaikan wajar, tetapi selisihnya tidak signifikan,” ujarnya.
Menurut Wahyu, dengan terjaganya laju inflasi maka harga komoditas khususnya bangan pangan di Kabupaten Cirebon tetap stabil dan masyarakat bisa membelinya untuk mencukupi kebutuhan dasar sehari-hari.
Selain harga stabil, ia juga memastikan ketersediaan bahan pangan utamamya beras di Kabupaten Cirebon selalu tercukupi dan sesuai dengan kebutuhan konsumsi masyarakat.
Berdasarkan laporan dari Bulog setempat, stok beras hingga awal Juli tercatat mencapai 46 ribu ton dan jumlah tersebut diperkirakan mencukupi kebutuhan sampai akhir tahun 2024.
"Harga beras di pasar-pasar Cirebon masih stabil dan belum ada kenaikan harga yang signifikan," tuturnya.
Ia menambahkan setiap bulan, pihaknya menerapkan strategi untuk mengendalikan inflasi di Kabupaten Cirebon. Salah satunya adalah memastikan ketersediaan bahan pokok sesuai kebutuhan warga, terutama komoditas yang dapat meningkatkan inflasi.
Wahyu menyebutkan bahwa instansi terkait rutin meninjau ketersediaan bahan pokok, dan akan melakukan intervensi jika stok berkurang.
“Kami pastikan agar bahan pangan tetap tersedia bagi masyarakat, untuk menjaga laju inflasi setiap bulannya,” ucap dia.