"Di interval waktu tertentu 2-3 minggu ada turun hujan, bahkan di beberapa wilayah kadang hujan cukup lebat, istilahnya La Nina, kemaraunya tergolong kemarau basah," katanya.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kabupaten Garut dari Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Barat Ahmad Firdaus menambahkan lahan padi yang puso itu karena sebelumnya tercatat kekeringan berat.
Lahan pertanian itu, kata dia, merupakan kawasan tadah hujan yang hanya mengandalkan kebutuhan airnya saat turun hujan, sedangkan upaya pompanisasi tidak bisa dilakukan karena lokasinya jauh dari sumber air.
"Laporan sebelumnya juga lokasi yang puso tersebut sudah keadaan berat. Lokasinya memang tadah hujan, ketika hujan beberapa waktu yang lalu tidak berpengaruh banyak ke lahan tersebut karena kondisinya sudah keadaan berat," katanya.
Baca juga: BPTPH Jawa Barat lakukan pompanisasi air untuk lahan kekeringan di Garut
Dispertan Garut berupaya selamatkan lahan pertanian dengan pompanisasi
Senin, 22 Juli 2024 16:09 WIB