Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menggencarkan program pembangunan rumah burung hantu (rubuha) sebagai strategi pengendalian hama tikus untuk melindungi lahan sawah pada musim tanam kedua di 2024.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan Wahyu Hidayah di Kuningan, Senin, mengatakan, program ini dirancang khusus untuk mendukung populasi burung hantu yang merupakan predator alami dari hama pertanian.
Ia menyebutkan, saat ini terdapat 25 titik rubuha yang telah dibangun, guna mengurangi serangan hama tikus terhadap tanaman padi milik petani.
“Satu rubuha bisa untuk pengendalian hama tikus pada sawah seluas 5 hektare. Kami melakukan gerakan pembangunan fasilitas ini secara massal se-Kabupaten Kuningan,” katanya.
Tidak hanya tikus, kata dia, keberadaan burung hantu dapat menjaga lahan sawah dari serangan kumbang dan beberapa serangga lainnya yang bisa merusak tanaman padi.
Wahyu mengatakan, penyediaan rubuha juga bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan ekosistem lokal, serta menjaga keanekaragaman hayati dan stabilitas ekosistem pertanian.
Selain itu, menurut dia, pengendalian hama menggunakan metode ini relatif murah sehingga petani tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk menjaga lahan sawahnya selama masa tanam kedua berlangsung.
“Program ini memiliki nilai konservasi yang tinggi. Jadi kami melakukan konservasi burung hantu agar memiliki tempat untuk berteduh, tempat untuk dia bisa mencari mangsa di wilayah hamparan areal sawah,” ujarnya.