Padang (ANTARA) - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Prof Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto turut menelusuri dan mendalami kasus kematian Afif Maulana seorang pelajar sekolah menengah pertama (SMP) yang diduga dianiaya polisi di Kota Padang, Sumatera Barat.
"Kami meminta dan memohon kepada Bapak Kapolda Sumbar untuk tetap profesional menjaga citra positif Polri dalam menangani kasus ini," kata Ketua LPAI Kak Seto di Padang, Senin.
Usai bertemu dengan Kapolda Sumbar Irjen Polisi Suharyono, Kak Seto berharap pihak kepolisian membuka secara transparan terkait penyelidikan dan penyidikan hingga kasus itu tuntas, dan menemukan titik terang.
Sebelum bertolak ke Kota Padang, Kak Seto terlebih dahulu berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo di Jakarta. Dalam pertemuan bersama Kapolri, Kak Seto kembali mengulas tentang pentingnya penerapan Polisi Sahabat Anak atau "Polsana".
"Jadi, konsep Polsana yang saya gagas pada 1983 itu kami harap diterapkan. Artinya, saat polisi menangani kasus yang melibatkan anak mohon mengedepankan kepentingan terbaik bagi anak, dan menjaga hak-hak anak," tutur dia.
Pada kesempatan itu, LPAI Pusat juga mengingatkan LPAI Provinsi Sumatera Barat untuk terus mengawal kasus kematian pelajar yang ditemukan di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang pada 9 Juni 2024.
Peraih Peace Messenger Award, New York, dari Sekretaris Jenderal PBB Javier Perez de Cuellar pada 1987 tersebut menekankan transparansi pengusutan kasus itu penting agar tidak menimbulkan berbagai persepsi keliru oleh masyarakat.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: LPAI telusuri kasus kematian pelajar di Padang diduga dianiaya polisi