Dia mengemukakan, masyarakat di desa tangguh bencana harus mandiri dalam beradaptasi, menghadapi ancaman bencana, dan segera memulihkan diri dari dampaknya.
“Desa tangguh bencana juga mencakup aspek proses pengelolaan risiko bencana yang melibatkan secara aktif masyarakat dalam mengkaji, menganalisis, menangani, memantau, dan mengevaluasi risiko bencana,” katanya.
Iip mengatakan, saat ini pihaknya memprioritaskan untuk meningkatkan indeks ketahanan daerah terhadap bencana, dari 0,71 poin menjadi 0,74 poin pada tahun 2024.
“Kegiatan simulasi ini juga bisa menjadi salah satu upaya konkret dalam mewujudkan Jabar Resilience Culture Province,” katanya.
Baca juga: Damkar Kuningan evakuasi 2 ekor babi hutan dari rumah warga