Menurut dia, program semacam ini termasuk langkah strategis untuk mendorong pelaku UMKM naik kelas, baik dari aspek kuantitas produksi maupun peningkatan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan.
“Kalau Kota Cirebon ini jadi konsolidator atau agregator dari produk UMKM, maka ini menjadi langkah strategis. Kami sudah koordinasikan dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Mereka siap untuk masuk ke ekosistem ini,” tuturnya.
Ali menekankan pemerintah pusat selalu memprioritaskan untuk memberdayakan pelaku UMKM di daerah, agar bisa mengembangkan bisnis ke level lebih tinggi.
Sejumlah program, lanjut dia, sudah banyak digulirkan pemerintah pusat yang salah satunya adalah memudahkan pelaku UMKM untuk mengurus dokumen perizinan seperti Nomor Induk Berusaha (NIB) dan lainnya.
“Pemerintah telah memfasilitasi masing-masing pelaku usaha mikro, kecil dan menengah untuk berkembang karena kalau kita bicara Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kita, itu sekitar 61 persen disupport oleh UMKM,” ucap dia.
Sementara itu Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian (DKUKMPP) Kota Cirebon Iing Daiman menambahkan terdapat empat negara yakni Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan Taiwan yang menjadi target utama pelaksanaan program Cirebon Extrade Hub.
Pihaknya berkomitmen untuk terus mendampingi para pelaku UMKM supaya produk-produk mereka dapat dipasarkan secara masih di luar negeri.
“Kita tidak hanya fokus pada UMKM binaan kami yang jumlahnya lebih dari 2.000 pelaku usaha. Tetapi kami juga ingin membuka ruang seluas-luasnya untuk UMKM lainnya agar bisa mengikuti program ini,” kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkop-UKM: Kota Cirebon bisa jadi pusat pengembangan UMKM di Jabar
Kota Cirebon bisa jadi pusat pengembangan UMKM di Jawa Barat
Jumat, 10 Mei 2024 21:49 WIB