Jakarta (ANTARA) - Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong menyatakan penguatan rupiah pada Senin, karena data Non-Farm Payroll (NFP) dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur ISM Amerika Serikat (AS) lebih lemah dari perkiraan.
Pada Jumat (3/5), diketahui bahwa data PMI Manufaktur ISM AS pada April 2024 hanya mencapai angka aktual 49,2, lebih rendah dari perkiraan sebesar 50,0 atau dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 50,3.
Begitu pula dengan data NFP April 2024 yang hanya mencapai angka aktual 175 ribu, lebih rendah dari dugaan sebesar 238 ribu atau dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 315 ribu.
“Rupiah diperkirakan akan dibuka datar dengan kecenderungan menguat terbatas terhadap dolar AS yang melemah setelah keluarrnya data ekonomi AS yang lebih lemah pada hari Jumat (3/5), yaitu NFP dan ISM,” ungkapnya ketika ditanya Antara, Jakarta.
Dia menyatakan bahwa angka NFP dan ISM yang lebih lemah dari prediksi disebabkan oleh kebijakan suku bunga tinggi Federal Reserve (The Fed).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah menguat seiring data NFP AS lebih rendah dari perkiraan