Jakarta (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk atau bank BJB mencatat pertumbuhan aset sebesar 15,2 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp202,5 triliun pada kuartal I tahun 2024.
“Tahun 2024 penuh tantangan, dengan pertumbuhan aset 15,2 persen menjadi Rp202,5 triliun, bank perlu lebih konservatif dalam ekspansi bisnis,” kata Direktur Utama bank BJB Yuddy Renaldi melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Yuddy mengatakan, bergabungnya Bank Bengkulu menandai langkah penting bagi perseroan sehingga bank BJB menjadi BPD pertama di Indonesia yang berhasil menyelesaikan proses Kelompok Usaha Bersama (KUB). Dengan strategi KUB tersebut, maka aset bank BJB melesat hingga mencapai angka psikologis Rp200 triliun.
Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, laba sebelum pajak bank BJB tercatat Rp435 miliar atau tumbuh 1,6 persen YoY dan laba sebelum pencadangan tumbuh 11 persen YoY.
Hingga akhir Maret 2024, bank bjb menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp130,5 triliun atau tumbuh 12 persen YoY. bank BJB menjaga non-performing loan (NPL) di level 1,46 persen, dengan coverage ratio pada level 105,7 persen.
“Kami juga terus berusaha untuk meningkatkan kucuran kredit di berbagai segmen bisnis yang potensial sehingga diharapkan akan semakin mampu meningkatkan kinerja," kata Yuddy.
Sementara dari sisi pendanaan, bank BJB menghimpun dana pihak ketiga (DPK) di sepanjang kuartal I 2024 sebesar Rp154,1 triliun atau tumbuh 18,7 persen YoY.Kinerja bank BJB turut ditopang oleh transformasi digital yang dilakukan perseroan. Aplikasi mobile DIGI by bank BJB memiliki jumlah pengguna 1,94 juta users.