Di tengah-tengah dominasi Uzbeskitan, Indonesia justru mencuri gol pada menit ke-60. Berawal umpan crossing yang dilambungkan Pratama Arhan, tubuh tinggi Sananta membuat kiper Nematov tak mampu menepis bola dengan baik.
Tepisan bola Nematov jatuh di kaki Sananta dan sang striker menyontek bola pelan ke Ferarri yang dengan dingin menjebol gawang Uzbekistan.
Namun, sayangnya gol yang sempat disahkan ini dibatalkan setelah review wasit Video Assistant Review (VAR) yang dipimpin Sivakorn Pu-Udom menganulir gol itu karena Sananta lebih dahulu offside.
Uzbekistan yang masih mendominasi pada babak kedua, akhirnya pecah telur ketika kolaborasi dua pemain pengganti mereka, Muhammadkodir Hamralev dan Norchaev memanfaatkan kelengahan Indonesia yang terlena akibat golnya dianulir.
Hamralev memberikan crossing dan mampu diselesaikan oleh sontekan Norchaev yang berada di antara dua bek Indonesia pada menit ke-68. Uzbekistan unggul 1-0 dan mereka hampir menambah keunggulan pada tiga menit setelahnya apabila tendangan pemain mereka tidak digagalkan tiang gawang.
Uzbekistan tak berhenti memberikan serangan berbahaya dimana pada menit ke-76 dan ke-77, mereka hampir menggandakan keunggulan andaikan tembakan pemain mereka tak membentur mistar dan melambung tinggi ketika tinggal menyontek bola ke gawang yang sudah kosong.
Situasi membalas gol Indonesia semakin sulit ketika sang kapten Rizky Ridho mendapatkan kartu merah pada menit ke-83. Ridho yang tak sengaja mengarahkan kakinya ke pemain Uzbekistan setelah menyapu bola, mendapatkan kartu merah ini setelah melalui review VAR.
Dua menit setelah kartu merah Ridho, situasi semakin pelik karena Indonesia kembali kecolongan melalui gol bunuh diri Pratama Arhan yang kehilangan fokusnya karena tak berkomunikasi baik dengan Ernando yang hendak menangkap bola.
Di akhir-akhir laga, Marselino melalui skillnya berupaya memperkecil skor melalui tendangannya pada menit ke-90+2 yang sayangnya masih menyamping.