Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa bergerak melemah signifikan seiring memanasnya konflik di kawasan Timur Tengah.
IHSG dibuka melemah 156,25 poin atau 2,14 persen ke posisi 7.130,62. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 35,04 poin atau 3,64 persen ke posisi 928,68.
"Tensi geopolitik yang kembali memanas setelah pecah konflik antara Israel versus Iran akan mewarnai bursa saham setelah periode libur Lebaran. Fluktuasi harga minyak dapat menimbulkan efek riak di seluruh dunia karena negara-negara sangat bergantung terhadap komoditas yang digunakan untuk memproduksi bahan bakar," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Tensi geopolitik di Timur Tengah yang semakin panas membuat para pelaku khawatir akan terdapat perang lebih besar yang dapat membuat ekonomi dunia semakin terpuruk yang menimbulkan ketidakpastian di pasar.
Secara historis, guncangan geopolitik menyebabkan volatilitas jangka pendek, bukan penurunan pasar jangka panjang, yang mana dampak jangka pendek yang terlihat adalah ancaman inflasi yang kembali melonjak akibat harga minyak dunia yang saat ini 90 dolar AS per barel.
Dengan kondisi tersebut, dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan melakukan aksi intervensi agar sebisa mungkin menahan volatilitas drastis dari pergerakan rupiah, yang mana pada Selasa ini, Bank Indonesia (BI) akan merilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia periode Maret 2024.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG anjlok seiring memanasnya konflik di Timur Tengah