Atap bangunan terbuat dari seng dengan penyanggah berupa tiang-tiang besi pipih. Bentuk atap melengkung dengan ruangan besar panjang serupa peron kereta api.
Sistem pengaturan cahaya dan ventilasi memanfaatkan bagian atas yang ditutup dengan kaca dan kawat. Desain itu membuat sirkulasi udara cukup bagus dan menjadikan ruangan terasa sejuk meski tanpa alat pendingin udara.
Junita mengatakan Gedung Filateli Jakarta pernah menjadi milik Perusahaan Negara Pos Telekomunikasi atau PN Postel. Pada tahun 1965, PN Postel dibagi menjadi dua perusahaan, yakni PN Pos dan Giro serta PN Telekomunikasi.
PN Pos dan Giro lantas kembali berubah nama menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro. Pada tahun 1995, Perusahaan Umum Pos dan Giro berubah menjadi PT Pos Indonesia dan nama itu masih melekat hingga sekarang.
Gedung Filateli Jakarta pernah difungsikan menjadi pelayanan pos, telepon dan telegram, serta pelayanan filateli. Saat ini bangunan tersebut dimanfaatkan sebagai tempat alternatif berupa ruang kreatif yang memadukan seni, budaya, hiburan, dan sejarah.
Revitalisasi bangunan
Pada tahun 2021, proyek revitalisasi Gedung Filateli Jakarta menjadi Pos Bloc mulai dilakukan oleh PT Ruang Kreatif Pos—sebuah perusahaan swasta yang juga menggarap M Bloc Space—dengan memoles bangunan agar terlihat indah dan menarik perhatian kawula muda.
Konsep revitalisasi menggunakan metode adaptive reuse dengan mempertahan nilai historis dan menekan angka pertumbuhan bangunan baru. Pembenahan tahap pertama dilakukan seluas 2.400 meter persegi dan pembenahan tahap kedua dilakukan seluas 4.200 meter persegi.
Proyek pemugaran dilakukan secara teliti dan penuh kehati-hatian agar tidak menghilangkan sejarah dan tidak mengurangi kualitas bangunan untuk dinikmati masyarakat masa kini.