Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon, Jawa Barat, mencatat jumlah investor pasar modal di wilayah kerja perwakilan itu meningkat 22,60 persen (year on year/yoy) atau menjadi 276.680 orang per Oktober 2023 berdasarkan data yang ditunjukkan oleh Single Investor Identification (SID).
“Pada Oktober 2022 jumlah investor sekitar 225.680, pada periode yang sama 2023 mencapai 276.680 sehingga ada peningkatan sebesar 22,60 persen,” kata Kepala OJK Cirebon M Fredly Nasution di Cirebon, Selasa.
Baca juga: Transaksi pasar modal di Ciayumajakuning ada indikator peningkatan
Baca juga: Transaksi pasar modal di Ciayumajakuning ada indikator peningkatan
Fredly mengatakan ribuan investor yang berkecimpung dalam investasi pada pasar modal itu berada di wilayah kerja perwakilan OJK Cirebon yaitu Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning).
Meski jumlah investor pasar modal bertambah, kata dia, akumulasi transaksi saham di Ciayumajakuning justru mengalami kontraksi sebesar 10,79 persen (yoy) atau menjadi Rp1.070,49 miliar (Rp1,07 triliun).
“Akumulasi transaksi saham mengalami kontraksi, nilainya saat ini menjadi Rp1.070,49 miliar,” ujarnya.
Ia menjelaskan berdasarkan pemantauan per September 2023, kinerja pasar modal di Ciayumajakuning tercatat Rp84,58 miliar atau jauh lebih sedikit dibanding tahun 2022 pada periode yang sama dengan nilai Rp103,53 miliar.
Fredly menuturkan jika melihat perbandingan nilai tersebut maka kinerja pasar modal di wilayahnya menurun sekitar 18,30 persen (yoy).
“Data itu diperoleh berdasarkan nilai penjualan Agen Penjual Reksa Dana (APERD) per September 2023 yang menunjukkan penurunan 18,30 persen (yoy),” ungkapnya.
Meski begitu, Fredly optimistis situasi tersebut dapat berkembang ke arah yang lebih baik sehingga kinerja pasar modal di Ciayumajakuning tetap stabil.