Bagi Inaya, warisan Gus Dur yang harus dijaga bukan berupa uang, tapi nilai-nilai hidup yang perlu terus dirawat dan dijaga.
Haul ke-14
Peringatan hari wafat (haul) Gus Dur, menjadi salah satu momentum keluarga Gus Dur untuk menyebarkan keteladanannya.
“Dulu waktu Bapak meninggal, terutama dari kelompok-kelompok termarjinalkan, mereka bilang: terus sekarang siapa ya yang menemani kami, Gus Dur-nya enggak ada, siapa yang akan bantu kami? Nah itu yang akhirnya kami rasa penting untuk meneruskan pekerjaan Bapak, karena memang belum selesai dan mungkin enggak akan pernah selesai. Jadi ya ada sama orang-orang itu ya saya rasa, yang jadi fuel ya, yang jadi bahan bakar untuk terus mau jalan,” papar Inaya.
Setiap anak-anak Gus Dur mendapat giliran untuk menjadi ketua panitia haul. Tahun ini, Inaya ditunjuk sebagai ketua panitia haul ke-14 Gus Dur yang akan digelar pada Sabtu, 16 Desember 2023.
Dalam setiap haul itu, keluarga selalu memperingati apa yang dilakukan Gus Dur selama hidupnya, pelajaran-pelajaran apa yang disampaikan oleh Gus Dur. Warisan Gus Dur itu disampaikan pada setiap haul.
Haul ke-14 Gus Dur mengusung tema “Meneladani Budaya Etika Demokrasi Gus Dur”.
Menurut Inaya, haul kali ini ingin membawa pemikiran-pemikiran dan kontribusi Gus Dur dalam demokrasi.
“Ketika kita ngomong demokrasi di negara ini, itu nanti yang akan kita omongin. Bahwa mungkin itu nanti akan berkaitan dengan situasi Indonesia hari ini ya ternyata masih relevan,” ungkap Inaya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Meneladani warisan abadi Gus Dur