Kota Cirebon (ANTARA) -
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Cirebon mengatakan program Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kelurahan Kesenden, Kota Cirebon, Jawa Barat, menjadi sarana efektif untuk mengedukasi masyarakat terkait pemakaian QRIS sebagai sistem pembayaran nontunai yang mudah, aman dan cepat.
“Ini (program GPM) juga salah satu program Bank Indonesia, bahwa kita ingin menyosialisasikan penggunaan QRIS sebagai salah satu transaksi pembayaran nontunai,” kata Kepala KPw BI Cirebon Hestu Wibowo di Cirebon, Senin.
Hestu mengatakan dalam kegiatan GPM kali ini, salah satu perbankan melalui petani binaannya menerapkan sistem pembayaran dengan QRIS bagi masyarakat yang hendak membeli telur.
Jika telur itu dibayar secara tunai, kata Hestu, maka harganya berkisar Rp24.000 per kg. Namun bila masyarakat membelinya dengan metode nontunai atau cashless payment memakai QRIS harganya jadi lebih murah yakni Rp22.000 per kg.
“Kebetulan disambut oleh perbankan yaitu BJB melalui salah satu petani telur. Di mana mereka ada semacam insentif kalau membeli telur dengan QRIS, ada subsidi Rp2.000 jadi masyarakat bisa membeli Rp22.000 per kg,” ujar Hestu.
Hestu menilai dengan hadirnya gerai-gerai yang menerapkan sistem pembayaran memakai QRIS, maka secara perlahan masyarakat mulai tersadar bahwa metode cashless payment itu sangat mudah untuk dilakukan.
Selain itu, Hestu menilai bahwa program GPM ini merupakan salah satu solusi efektif dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok tetap stabil dan masyarakat pun dapat memperoleh bahan pangan kualitas terbaik namun harganya terjangkau.