Kota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota Bandung di Provinsi Jawa Barat menggunakan pertunjukan wayang golek sebagai sarana sosialisasi pencegahan stunting, gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan kurang stimulasi.
"Kita mengadakan pagelaran wayang golek, ini adalah edukasi stunting dengan menggunakan kearifan lokal, harapannya agar mudah dicerna oleh masyarakat," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bandung Kenny Dewi di Bandung, Sabtu.
"Mudah-mudahan masyarakat tidak hanya teredukasi, tapi juga terhibur. Semoga dapat mendorong perubahan perilaku masyarakat, dari gaya hidup yang kurang baik berganti dengan pola hidup bersih dan sehat," kata dia.
Dia mengemukakan bahwa masyarakat diharapkan lebih mudah mencerna informasi yang disampaikan melalui pertunjukan seni dan budaya.
Selain menyosialisasikan upaya pencegahan stunting melalui pagelaran wayang golek, Pemerintah Kota Bandung meluncurkan gerakan Bandung Tangkas Tangkis Tengkes guna meningkatkan kepedulian warga pada upaya pencegahan dan penanganan stunting.
Prevalensi stunting di Kota Bandung sudah turun dari 26,4 persen pada 2021 menjadi 19,4 persen pada 2022, dan ditargetkan bisa turun lagi menjadi 17 persen pada 2023.
Pemerintah Kota Bandung telah melaksanakan intervensi gizi spesifik dan sensitif untuk menurunkan prevalensi stunting.
Intervensi gizi spesifik yakni intervensi yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan gizi dan kesehatan, sedangkan intervensi sensitif merupakan intervensi pendukung yang antara lain berupa penyediaan hunian layak, sarana air bersih, dan sarana sanitasi.
Kota Bandung gunakan wayang golek sosialisasikan pencegahan stunting
Sabtu, 18 November 2023 17:20 WIB