Bandung (ANTARA) -
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap terjadinya potensi dampak cuaca ekstrem yang biasa terjadi pada periode pancaroba, seperti hujan dengan intensitas ringan hingga lebat dalam skala lokal berdurasi singkat, angin kencang, angin puting beliung dan hujan es yang dapat mengakibatkan dampak, seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung BMKG Teguh Rahayu di Bandung, Jawa Barat, Senin.
Baca juga: Pemkot Bandung tambah kolam retensi mitigasi banjir jelang musim hujan
Berdasarkan analisis dan prediksi musim, katanya, saat ini wilayah Bandung Raya pancaroba yang ditandai dengan pertumbuhan awan-awan rendah yang dapat tumbuh menjadi awan-awan konvektif signifikan.
"Di Bandung Raya terdapat beberapa pengaruh lokal yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian wilayah Bandung Raya," ucap dia.
Jika dilihat dari dinamika atmosfer-laut skala global, ia menerangkan, nilai SOI, IOD, dan Nino 3.4 tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, namun aktivitas gelombang Rosby Ekuator diperkirakan aktif di wilayah Jawa Barat yang mendukung potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
"Daerah pertemuan/perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari pesisir barat Bengkulu hingga Jawa Barat bagian selatan, kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi," katanya.