Menhub optimistis Bandara Kertajati tidak akan mengalami kendala ketika beroperasi, apalagi untuk menampung migrasi penumpang dari Bandara Husein Sastranegara. Sebab, fasilitas penerbangan itu termasuk salah satu dari tiga proyek strategis nasional yang ada di Jawa Barat.
Dalam proyek tersebut seluruh aspeknya telah diperhitungkan dengan cermat. Sehingga Bandara Kertajati dianggap sebagai bukti pembangunan infrastruktur yang tepat sasaran.
"Kertajati menjadi suatu titik yang membuktikan bahwa Presiden, untuk memberikan pembangunan infrastruktur yang mayor pada beberapa titik itu benar terjadi dan diikuti dengan adanya Cisumdawu," ujarnya.
Bangkitkan ekonomi
Bandara Kertajati tidak hanya siap dari sisi fasilitas, namun juga didukung dengan potensi captive market yang terbuka lebar berdasarkan jumlah penduduk di daerah penyangga seperti Cirebon, Majalengka, Indramayu dan lainnya. Utamanya penerbangan haji serta umrah.
Bandara Kertajati diproyeksikan dapat menyerap lebih dari 20 juta penumpang. Selain itu, bandara tersebut memiliki potensi untuk pengembangan penerbangan logistik atau kargo.
Jika melihat peluang sekarang, maka potensi di sektor itu bisa segera direalisasikan. Tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat akan ada aktivitas penerbangan kargo (freighter) dari Bandara Kertajati menuju Cina dan Jepang.
Menhub mengakui masih banyak hal yang harus dikerjakan untuk mewujudkan potensi itu. Oleh karenanya, adanya para investor dari India, Singapura dan Arab Saudi yang tertarik berinvestasi dalam pengembangan Bandara Kertajati disambut baik.