Jakarta (ANTARA) - TNI Angkatan Udara kembali mengaktifkan skadron pendidikan untuk operator pesawat terbang tanpa awak (PTTA), Skadron Pendidikan (Skadik) 103/PTTA Wing Pendidikan (Wingdik) 100/Terbang di Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa.
Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo datang langsung ke Tasikmalaya, Selasa, lalu ia memimpin upacara peresmian Skadron Pendidikan 103/PTTA di Pangkalan Udara (Lanud) Wiriadinata, Tasikmalaya.
“Kita bersyukur pada hari ini kita bisa melaksanakan pengaktifan kembali Skadik 103 untuk memenuhi tuntutan peningkatan profesionalisme personel PTTA. Sebagaimana tertuang dalam keputusan KSAU (Kepala Staf TNI AU) Nomor KEP-159-IV 2023, maka Skadron Pendidikan 103 terhitung mulai hari ini secara resmi dinyatakan diaktifkan kembali dan mulai beroperasi sebagai skadron pendidikan penerbang PTTA,” kata Marsekal Fadjar saat upacara peresmian.
Dia menjelaskan penggunaan pesawat terbang tanpa awak (drone) saat ini menjadi game changer dalam pertempuran modern. Fadjar mencontohkan beberapa pertempuran yang memanfaatkan drone, di antaranya perang antara Rusia dan Ukraina kemudian konflik bersenjata antara Armenia dan Azerbaijan.
“Kemampuan dalam mengoptimalkan PTTA menjadi salah satu syarat penting guna mewujudkan TNI AU sebagai Angkatan Udara yang disegani di kawasan. Bersama itu, dalam rangka menyiapkan SDM (sumber daya manusia) pengawak PTTA TNI AU, maka dalam beberapa tahun terakhir personel PTTA dilatih di sekolah penerbang Lanud (Pangkalan TNI AU) Adisucipto,” kata Kepala Staf TNI AU (Kasau).
Akan tetapi, skadron pendidikan yang difungsikan khusus untuk pengawak drone perlu dioptimalkan sehingga TNI AU mengaktifkan kembali Skadik 103/PTTA.
Dalam kesempatan yang sama, Kasau menyampaikan Skadik 103/PTTA di Tasikmalaya diperkuat oleh UAV-D, drone latih/pengawasan yang saat ini dimiliki oleh TNI AU. UAV-D merupakan drone yang teknologinya dibuat di Prancis dan dibeli oleh Indonesia dari PT Indo Pacific Communication & Defense (IPCD) yang berpusat di Jakarta.