Bandung (ANTARA) - Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna menilai jalur Gedebage Selatan belum optimal seiring mulai dibukanya akses masuk-keluar gerbang tol Gedebage di KM 149 secara fungsional, sehingga pihaknya mendorong pembangunan jalan di kawasan tersebut bisa segera diselesaikan sehingga menjadi representatif.
"Atas pembukaan gerbang tol Gedebage itu kami tentu menyambut baik, namun jalur jalan di wilayah Gedebage Selatan belum optimal dan representatif menyambung ke jalan utama yakni Jalan Soekarno Hatta," ucap Ema di Bandung, Minggu.
Menurut Ema, kalau sekarang gerbang tol Gedebage sudah dibuka, tentunya semua pihak harus kerja keras supaya tidak terjadi pemindahan kemacetan.
"Sebab menurut saya Gedebage Selatan itu belum ideal kalau untuk menampung volume kendaraan yang banyak," katanya.
Jalur jalan di Gedebage Selatan, kata Ema, bukan hanya ranah pemerintah kota, tapi banyak yang merupakan ranah Pemerintah Provinsi Jawa Barat, karenanya pihak Ema berharap jalur jalan di Gedebage Selatan yang representatif segera dibangun dan diselesaikan.
"Setelah dibuka gerbang tol Gedebage, saya pikir kita tinggal optimalkan dulu yang ke Gedebage Selatan karena belum tersambung (representatif) dengan Jalan Soekarno Hatta. Kami juga pernah bersurat untuk segera ditindaklanjuti. Di sana memang ada ranah kewenangan provinsi. Ada lahan yang memang harus dibebaskan," ucapnya.
Sebelumnya, PT Jasa Marga melalui Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) menyampaikan bahwa akses masuk dan keluar tol Gedebage KM 149 di ruas Padalarang-Cileunyi yang mulai dibuka pada 19 Agustus 2023, adalah dibuka secara fungsional atau sementara.
Artinya, akses Tol Gedebage yang kini hanya dibuka pada pukul 07.00-17.00 WIB tersebut, bisa sewaktu-waktu dilakukan pembukaan dan penutupan.
Pembukaan akses Tol KM 149 ini diberlakukan khusus untuk pengguna jalan dengan kendaraan golongan 1 non bus yang menuju Gedebage atau destinasi lain di sekitarnya seperti Masjid Raya Al-Jabbar dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).