Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok 13,10 dolar AS atau 0,68 persen menjadi ditutup pada 1.915,20 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.933,50 dolar AS dan terendah di 1.914,20 dolar AS.
Emas berjangka terpangkas 6,90 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.928,30 dolar AS pada Rabu (16/8/2023), setelah merosot 8,80 dolar AS atau 0,45 persen menjadi 1.935,20 dolar AS pada Selasa (15/8/2023), dan tergelincir 2,60 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.944,00 dolar AS pada Senin (14/8/2023).
Ada "garis lurus antara kerugian emas baru-baru ini dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang," Michael Armbruster, mitra pengelola di Altavest, mengatakan kepada MarketWatch, menambahkan bahwa penguatan dolar juga menjadi batu sandungan.
Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun muncul di atas 4,3 persen, level tertinggi sejak krisis keuangan global 2008.
Sementara itu, Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata utama saingannya, turun sedikit di 103,39 pada transaksi Kamis (17/8/2023), tetapi naik 0,5 persen minggu ini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas kian terpuruk terpukul kenaikan dolar dan imbal hasil obligasi AS