Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat membuat produk kuliner bernilai ekonomis dari olahan tanaman bakau atau mangrove.
"Jadi selain berfungsi sebagai green belt (tanaman pelindung) dari ancaman abrasi, mangrove juga bisa diolah menjadi makanan dan minuman," kata Ketua UMKM Kebaya Muaragembong Alfiah di Muaragembong, Ahad.
Dirinya bersama kaum ibu di Desa Pantai Bahagia sukses mengolah mangrove menjadi beragam produk makanan dan minuman seperti dodol, sirup, keripik, stik, jus buah mangrove, serta makanan olahan lain.
Alfiah mengaku ide mengolah tanaman mangrove menjadi produk makanan dan minuman siap jual berawal dari inisiatif warga sekitar saat menggali potensi sumber daya di wilayah pesisir Kabupaten Bekasi itu.
"Ide mengolah mangrove ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2013 dan mulai menjadi fokus atau diseriusi kami hingga sekarang," katanya.
Dari olahan daun mangrove berjenis cylindrica dan avicennia jadilah produk stik, kerupuk, serta peyek, sedangkan buah mangrove jenis sonneratia caseolaris itu kemudian diolah menjadi dodol dan sirup.
Alfiah menjelaskan selain produk olahan makanan dan minuman, buah mangrove juga bisa diolah menjadi pewarna alam yang dapat digunakan untuk pewarna pakaian juga pewarna pada kain batik.
"Bahkan mangrove bisa jadi pewarna alam untuk batik yakni jenis khusus rhizopora mucronata," ucapnya.