Antarajawabarat.com,7/9 - Tenaga Kerja Indonesia asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, rata-rata berpendidikan rendah, sebagian besar hanya lulus Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama, ungkap
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi H Deni Agustin SE.
"Rendahnya pendidikan para TKI asal Pantura Kabupaten Cirebon, pilihan pekerjaan sebagian besar mereka paling hanya menjadi pembatu rumah tangga, karena tidak memiliki kemampuan lain," katanya.
Kepergian TKI asal Cirebon ke luar ngeri , menurut da, cukup tinggi Pada 2012 sekitar 9.8.0 TKI yang diberangkarkan, sementara pada tahun sebelumnya hanya 4.000 TKI.
Menurut dia, menjadi TKI aalah pilihan warga Pantura Cirebon setelah mereka kesulitan kerja karena persaingan ketat, selain itu iming-iming upah tinggi menjadi penyebab ketetarikan mereka khususnya untuk menjadi TKI di Taiwan, Singapura, Jepang dan Korea.
Sementara itu Yono salah seorang calon TKI di kantor Dinas Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Cirebon menuturkan, berbekal ijazah Sekolah Menengah Pertama terpaksa mendaftarkan diri menjadi TKI, selain sulit memperoleh pekerjaan di Cirebon gaji tinggi harapan mereka merubah nasib.
Obsesi pilihan mereka untuk bekerja di Taiwan, karena gajinya cukup tinggi untuk ukuran buruh migran yakni mencapai Rp8 juta setiap bulan, jauh jika dibandingkan dengn upau mereka jika bekerja di Cirebon yakni Rp 1,2 juta.
Talan Anto Budianto, ketua Keluarga Besar Persatuan Keluarga Buruh Migran Indonesia (PKBMI) di Indramayu kepada wartawan, mengatakan, Taiwan menjadi negara tujuan utama para buruh migran asal Cirebon dan Indramayu.
Alasan mereka memilih menjadi buruh migran di Taiwan, kata dia, kondisi keamanan dan kenyamanan ,ditambah upah tinggi, berbeda dengan mereka yang bekerja di Timur Tengah yang sering menghadapi berbagai permasalahan ***3*** (K-EJS/C/N001)
Enjang S