Penjualan produk non-COVID dari Holding BUMN farmasi diharapkan sentuh angka Rp18 triliun
Rabu, 21 Juni 2023 20:32 WIB
Soleh mengatakan, penurunan pendapatan Holding BUMN Farmasi ini terutama disebabkan oleh penurunan permintaan vaksin dan alat tes diagnostik COVID-19 sejak pertengahan tahun 2022.
Meskipun secara umum performa keuangan Bio Farma pada 2022 mengalami penurunan, namun jika aktivitas yang berkaitan dengan pelayanan COVID-19 dikecualikan, kinerja Bio Farma lebih baik dibandingkan tahun 2021.
Memasuki tahun 2023, Bio Farma berencana akan melakukan perbaikan fundamental pada perusahaan untuk menyesuaikan dengan keadaan pasar produk kesehatan yang berubah akibat perubahan pola konsumsi.
”Perubahan tersebut akan dimulai dari bisnis manufaktur sampai ke ritel dan layanan. Bio Farma akan meluncurkan produk-produk baru untuk meningkatkan market share dan juga memperluas cakupan dari layanan dan ritel agar dapat membantu masyarakat mendapatkan akses layanan kesehatan yang terintegrasi," jelas Soleh.
Dia menambahkan salah satu strategi untuk mempercepat proses perubahan tersebut adalah dengan diterapkannya skema Global Partnership yang akan mempercepat proses riset dan pengembangan produk Bio Farma Grup.