Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova menyatakan pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin sore karena pelaku pasar mencerna prospek The Fed yang hawkish tentang suku bunga.
Pelaku pasar memperkirakan the Fed menaikkan kembali suku bunga di sisa bulan tahun 2023.
"(Selain itu), dukungan dari penguatan dolar di Asia hari ini," ungkap Rully Nova menjawab ANTARA di Jakarta, Senin.
Prospek ekonomi China yang masih belum meyakinkan dinilai turut mempengaruhi pelemahan rupiah.
"Prospek ekonomi China diperkirakan melambat, di mana sebelumnya mengalami penguatan setelah implementasi kebijakan pemulihan COVID-19," ucapnya.
Pada Selasa (20/6), keputusan suku bunga acuan oleh Bank Sentral China kemungkinan akan kembali menurunkan suku bunga. "Untuk data pertumbuhan Juni baru akan rilis Agustus (2023)," kata Rully.
Analis sebut rupiah melemah karena pelaku pasar cerna prospek The Fed
Senin, 19 Juni 2023 16:08 WIB