Antarajawabarat.com, 11/8 Para pedagang kerupuk kulit di jalur arus balik selatan atau Garut dan Limbangan meraup untung karena laku dibeli oleh para pemudik yang tengah melakukan perjalanan arus balik Lebaran 2013.
"Kerupuk kulit cukup diminati pemudik, mereka memborong untuk jadi camilan di perjalanan. Sejak Sabtu kemarin saya rata-rata menjual lebih dari 200 bungkus," kata Ridwan, pedagang kerupuk kulit di kawasan Kadungora Kabupaten Garut, Minggu.
Pada pedagang menjajakan kerupuk kulit di sela-sela kemacetana arus lalu lintas di jalur itu. Kerupuk kulit itu dijual rata-rata Rp10 ribu untuk tiga bungkus kecil atau Rp10 ribu untuk kerupuk ukuran besar.
"Rata-rata mereka membeli di atas Rp20 ribu, pasalnya kemacetan di kawasan jalur Garut ini cukup parah, kendaraan berhenti," kata Ridwan.
Dalam sehari, bahkan ia mengambil barang jualannya yang sebelumnya disiapkan untuk stok. Namun karena penjualan meningkat ia terpaksa membawa stok kerupuk kulitnya.
"Terpaksa kami mengorder lagi kerupuk kulit kepada pemubuatnya, stok tidak ada masalah," katanya.
Ia menyebutkan, kerupuk kulit yang dijual itu ada dua jenis yakni yang menggunakan bumbu manis dan pedas yang dijual seharga Rp10 ribu per kantong, serta kerupuk yang hanya dibumbui garam yang dijual seharga Rp10 ribu untuk tiga kantong plastik ukuran kecil.
"Kerupuk kulit juga cocok dan bisa mengurangi penyakit maag," kata Ridwan.
Selain kerupuk kulit, kerupuk 'melarat' yang dijual di kawasan Nagreg juga menjadi camilan yang diburu oleh penumpang arus balik lebaran. Kerupuk yang terbuat dari tepung tapioka tersebut dijual antara Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per kantong.***4***