Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah menyebutkan bahwa harga telur ayam ras di Kota Bandung berangsur normal kembali setelah naik selama dua pekan ke belakang.
"Sudah dua pekan harga telur ayam ras mengalami kenaikan. Seminggu setelah Lebaran masih Rp27.000-Rp28.000 per kilogram. Bahkan saya terakhir cek di toko ritel itu Rp27.100 per kg. Tapi, selama dua sampai tiga hari ini harga telur di tingkat distributor Kota Bandung sudah mengalami penurunan," kata Elly dalam keterangan tertulis di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Baca juga: Kota Bandung tekan harga ayam dan telur lewat kerjasama peternak
Terkait dengan harga telur yang rata-rata di pasar sempat mencapai Rp33.000/kg, Elly mengatakan hal itu disebabkan oleh tiga faktor, yang pertama adalah persoalan pasokan di mana 60 persen pasokan telur Bandung datang dari Blitar, Jawa Timur, sementara sisanya dari Semarang, Medan dan Jabar (Ciamis, Tasik, Cianjur, Kabupaten Bandung).
Pasokan telur terbesar dari Blitar, kata Elly, terganggu karena di Jawa Timur permintaan sedang meningkat untuk memenuhi bantuan sosial (bansos).
"Jadi di dalam Bansos itu, salah satunya adalah pengadaan telur," ucap Elly.
Lalu faktor kedua, adanya peningkatan permintaan juga di daerah produsen karena banyak pihak yang mengadakan tasyakuran dan halal bi halal.
"Sudah dua pekan harga telur ayam ras mengalami kenaikan. Seminggu setelah Lebaran masih Rp27.000-Rp28.000 per kilogram. Bahkan saya terakhir cek di toko ritel itu Rp27.100 per kg. Tapi, selama dua sampai tiga hari ini harga telur di tingkat distributor Kota Bandung sudah mengalami penurunan," kata Elly dalam keterangan tertulis di Bandung, Jawa Barat, Selasa.
Baca juga: Kota Bandung tekan harga ayam dan telur lewat kerjasama peternak
Terkait dengan harga telur yang rata-rata di pasar sempat mencapai Rp33.000/kg, Elly mengatakan hal itu disebabkan oleh tiga faktor, yang pertama adalah persoalan pasokan di mana 60 persen pasokan telur Bandung datang dari Blitar, Jawa Timur, sementara sisanya dari Semarang, Medan dan Jabar (Ciamis, Tasik, Cianjur, Kabupaten Bandung).
Pasokan telur terbesar dari Blitar, kata Elly, terganggu karena di Jawa Timur permintaan sedang meningkat untuk memenuhi bantuan sosial (bansos).
"Jadi di dalam Bansos itu, salah satunya adalah pengadaan telur," ucap Elly.
Lalu faktor kedua, adanya peningkatan permintaan juga di daerah produsen karena banyak pihak yang mengadakan tasyakuran dan halal bi halal.