Peluncuran buku tersebut, kata mantan Panglima TNI itu, merupakan hal yang biasa, namun buku Merah Putih di Atap Dunia ini memiliki makna penting bagi Indonesia secara umum yaitu kebanggaan.
"Karena kebanggaan adalah satu hal yang penting bagi satu bangsa untuk menjadi besar," katanya.
Sumbangsih untuk Dunia
Cerita keberhasilan enam petualang negeri khatulistiwa dari Wanadri dalam menyambangi puncak-puncak tertinggi di dunia, memang patut untuk diabadikan.
Pasalnya, misi tersebut tak melulu soal penaklukan puncak-puncak tertinggi dunia, namun juga dibarengi pengapresiasian besar pada kultur lokal serta membawa kampanye atas perubahan iklim dunia yang makin mengkhawatirkan.
"Kami memang bukan yang pertama melakukannya, namun semangat kami lebih dari itu, yakni agar orang bisa tergerak menjaga keseimbangan ekosistem dan alam secara lebih luas," kata Donny Rachmansjah menjelaskan tujuan pendokumentasian ekspedisi tersebut.
Dokumentasi tertulis memang bukanlah budaya yang melekat bagi bangsa Indonesia. Jika dibandingkan dengan Jepang yang maksimal memiliki penduduk sepertiga dari jumlah warga Indonesia yang hampir 300 juta jiwa, produksi buku mereka per tahun bisa 10 kali lipat jumlah warganya.
Hal ini menjadi keprihatinan tersendiri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang melihat seharusnya cerita-cerita masyarakat, apalagi yang inspiratif seperti tim ekspedisi Seven Summits Indonesia, memang layak dipublikasi, bukan hanya sebagai pendorong semangat anak bangsa, tapi juga warisan atas pesan yang ingin disampaikan pada dunia.
"Karena hidup harus punya tujuan, dan tujuan terbaik dari hidup adalah memberi manfaat bagi manusia lainnya seperti yang disyariatkan," ucap Rudwan Kamil.
Editor: Achmad Zaenal M
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mengenang pengibaran Merah Putih di tujuh atap dunia
Mengenang pengibaran Merah Putih di 7 atap dunia
Jumat, 12 Mei 2023 15:00 WIB