Jakarta (ANTARA) - Bidang Tanda Waktu Nasional Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau hilal 1 Syawal 1444 Hijriah dan gerhana matahari sebagian di Dermaga Cinta Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Kamis.
Sub Koordinator Bidang Tanda Waktu Nasional BMKG Nur Efendi mengatakan, gerhana matahari hibrida yang terpantau di Ancol dinamakan gerhana matahari sebagian karena dari sana terlihat penampakan matahari 50 persen.
"Karena di sini terlihat 50 persen sehingga disebut gerhana matahari sebagian," kata Nur Efendi kepada wartawan di Jakarta Utara, Rabu.
Mengenai definisi, menurut Nur Efendi, gerhana matahari hibrida adalah gerhana yang mengalami dua kejadian sekaligus, yaitu gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin dalam satu waktu.
Terkait pemantauan hilal 1 Syawal 1444 Hijriah, BMKG menurunkan tim pemantau ke tiga puluhan lokasi pemantauan. Salah satunya di Dermaga Cinta Taman Impian Jaya Ancol.
Selain Ancol juga ada di Biak dan Fakfak. Ada pula dari Sabang sampai Merauke dari Unit Pelaksana Teknis yang ada di 34 lokasi.
"Di Biak ada gerhana matahari total dan keadaannya menjadi gelap serta penurunan suhu sedikit," kata Nur Efendi.
Menurut Nur Efendi, tidak ada dampak signifikan selain penurunan suhu dan keadaan menjadi gelap saat berlangsungnya gerhana matahari hibrida.
"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir ketika terjadi gerhana matahari," katanya.Untuk kesiapan pemantauan hilal, BMKG menurunkan belasan personel tim pemantau hilal BMKG ke Dermaga Cinta Taman Impian Jaya Ancol guna melakukan proses rukyat hilal tersebut.
Sebagian personel tim pemantau hilal menyiapkan lensa teleskop komputeris jenis Vixen VC dengan diameter 200 milimeter bukaan lensa Sphinx SXD di dermaga tersebut. Personel lain membantu menyiapkan aplikasi pemantau citra astronomi (Astro Photography Tool) di laptop.
Kemudian untuk "live streaming" menggunakan OBS Studio yang dapat dilihat di situs bmkg.go.id/hilal.
Teleskop siap digunakan memantau langit sekitar pukul 16.30 WIB. Kemudian pemantauan terus dilakukan hingga matahari terbenam sampai 17 menit hingga muncul bulan baru.
Sebelumnya, Kementerian Agama akan menggelar pemantauan (rukyatul) hilal penentuan awal Syawal 1444 Hijriah/2023 Masehi atau Idul Fitri di 123 titik lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia pada Kamis (20/4).
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan rukyatul hilal tersebut akan dilaksanakan oleh Kanwil Kementerian Agama dan Kemenag Kabupaten/Kota, bekerja sama dengan Peradilan Agama, dan Ormas Islam serta instansi lain di daerah setempat.
"Hasil hisab dan rukyatul hilal ini akan dibahas dalam sidang isbat untuk kemudian ditetapkan kapan jatuhnya 1 Syawal," ujar Kamaruddin Amin di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan sidang isbat (penetapan) 1 Syawal 1444 H pada Kamis, 20 April 2023, di Auditorium HM Rasjidi Kementerian Agama, Jakarta.
Sidang isbat dilaksanakan secara tertutup, dan diikuti Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama.
"Sebagaimana biasa, sidang isbat awal Syawal selalu dilaksanakan pada 29 Ramadhan. Tahun ini, bertepatan dengan 20 April 2023," katanya.
Kamaruddin menjelaskan sidang isbat akan diawali dengan seminar pemaparan posisi hilal yang disampaikan Tim Hisab Rukyat Kemenag.
"Hasil sidang isbat akan diumumkan secara terbuka melalui konferensi pers," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BMKG pantau hilal 1 Syawal dan gerhana matahari di Dermaga Cinta Ancol