Pada mulanya di sekitar tahun 1800-an, Desa Selamanik bernama Desa Cikembang yang menjadi tempat menuntut ilmu serta penyebarluasan agama Islam.
Hingga pada akhirnya 1905, terjadi peleburan antara Desa Cikembang dengan Desa Ciheras dan dua wilayah yang menyatu tersebut sepakat dinamai Desa Selacai.
Seiring berjalannya waktu, terjadi pemekaran wilayah di Desa Selacai. Wilayah baru itu kembali dinamakan Desa Ciheras hingga akhirnya diubah menjadi Desa Selamanik sesuai Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 140/SK.2111-Pem.Des/1983.
Baca juga: Pemkab Ciamis dan KAI bangun sinergi kembangkan pariwisata
Baca juga: Pemkab Ciamis dan KAI bangun sinergi kembangkan pariwisata
Nama Selamanik sendiri memiliki makna yang luas. Kantor desa berada di antara dua pohon besar yaitu pohon beringin dan pohon asem.
Sementara di sebelah barat berdiri Gunung Manik yang konon menjadi tempat kediaman seorang tokoh bernama Nyi Mayang Cinde.
Manik juga berarti isi dari otak yang lebih diartikan sebagai sebuah hasil pemikiran. Maka dari itu Selamanik bermakna ‘Di Antara Pemikiran’.
Sampai saat ini perekonomian masyarakat Desa Selamanik masih didominasi dari sektor pertanian. Hal tersebut bisa dilihat dari kondisi alamnya.
Menurut laman resmi Desa Selamanik, 60 persen lahan berupa area pertanian. Sementara itu 20 persen diisi area tanaman pangan dan 20 persen sisanya merupakan pemukiman penduduk serta bangunan lainnya.*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Desa Selamanik, Kabupaten Ciamis, Jabar, masuk nominasi ADWI 2023