Ketua Pos Pemantauan Gunung (PGA) Galungung di Kecamatan Padakembang, Tasikmalaya, Gradita Frihadi menambahkan longsoran itu terjadi di bagian dinding kawah puncak Gunung Galunggung yang sudah terjadi sejak 2017 dan terakhir dengan longsoran cukup besar Sabtu (11/3) malam.
Sebelum kejadian longsoran yang baru ini, kata dia, pada dua pekan sebelumnya juga sempat ada longsoran. Namun skalanya kecil, berbeda dengan yang kejadian terakhir membawa cukup banyak material longsoran dan menutupi sebagian kawah.
Baca juga: Kabupaten Tasikmalaya kaji pembangunan geopark di Gunung Galunggung
Ia mengungkapkan hasil pantauan kejadian longsor bukan karena adanya aktivitas gunung aktif tersebut, melainkan dampak dari intensitas hujan yang cukup tinggi di kawasan puncak itu.
"Dindingnya cukup curam, ada aliran air dari Kawah Purba yang dimungkinkan menggerus dinding kawah tersebut," katanya.
Ia menyampaikan masyarakat maupun wisatawan dilarang untuk mendekati longsoran, apalagi turun ke bawah kawah karena berbahaya.
Wisatawan, kata dia, masih bisa berkunjung ke objek wisata Gunung Galunggung karena lokasi longsoran cukup jauh.
"Untuk sampai tangga atau bibir kawah masih boleh, asal jangan turun ke bawah," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tanah tebing Gunung Galunggung di Tasikmalaya kembali longsor